Skip to main content

Kopi Priangan Tembus Pasar Internasional Minggu, 29/07/2012 - 10:35

BANDUNG, (PRLM).- Berabad-abad yang lalu, kopi asal Jawa Barat selalu menjadi komoditi paling ditunggu. Setiap kapal laut V.O.C berlabuh, kopi dari Priangan menjadi bawaan utamanya selain rempah-rempah dan lainnya.

Dari sanalah kopi Priangan yang kemudian dikenal di Eropa dan seantero dunia sebagai Java Coffee atau Java Preanger Coffee. Kopi Priangan banyak disukai karena punya rasa yang disebut mild oleh para penikmat kopi.

Namun pengiriman kopi priangan tersebut terhenti di tahun 1924. Gara-garanya ialah hama karat daun yang menyerang seluruh tanaman kopi di Jabar hingga musnah. Baru di tahun 1997, kopi kembali ditanam di Jawa Barat memakai benih kopi jenis arabica dari Aceh Tengah. Hingga dikenal sebagai kopi Ateng, kependekan dari Aceh Tengah.

"Namun diekspor dalam bentuk raw material sehingga terjadi kesenjangan ekonomi antara harga yang dibeli dari petani dengan harga di pasaran internasional. Dari sanalah kami, para roaster di sini, berupaya memperpendek jarak itu agar petani dan pengolah di sini, bisa menikmati hasil yang lebih besar. Satu-satunya cara ialah membuat brand Java Preanger Coffee yang memiliki standar internasional," kata pengusaha kopi dan roaster, Natanael Charis dari PT. Morning Glory Coffee International, pekan lalu.

Nael, panggilan akrabnya, berusaha mendekati para petani dan pengolah kopi tradisional di Jabar. Dia ingin mengedukasi mereka agar produk kopinya bisa langsung diterima pasar internasional. "Tapi awalnya tidak dianggap. Mungkin melihat siapa saya. Syukurnya, Dinas Perkebunan Provinsi Jabar mau memfasilitasi pertemuan itu di Augusta, Garut. Tepatnya tanggal 13 Mei 2008. Ada 150 petani dan pengolah kopi Jabar yang datang. Di situ, didatangkan juga buyer dari Australia yaitu Toby Smith yang menjelaskan tentang pasar kopi internasional," katanya.

Dalam kesempatan itu, Nael memaparkan kepada petani dan pengolah tradisional tentang kualitas kopi yang laku di pasar internasional, cara menanam dan mengolah yang memenuhi standar internasional. "Dari sanalah mereka mulai ngeh dan mau mengikuti cara-cara itu. Setahun kemudian, 2009, kopi dari para petani dengan brand Java Preanger Coffee bisa diekspor ke Australia sebanyak 1 kontainer. Sekitar 18 ton. Itu telah di-roast. Harga belinya pun meningkat dari Rp 18 ribu per kilo jadi Rp 30 ribu per kilo. Tahun lalu mau ekspor lagi tapi gagal panen karena hujan sepanjang tahun. Baru tahun ini bisa ekspor ke Belanda sebanyak 18 ton," ucapnya.(A-128/A-147)***

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...