Skip to main content

Panen Kopi

http://oxyge.wordpress.com/2012/10/29/panen-kopi/

Tanaman kopi yang dipelihara dengan baik sudah berproduksi pada umur 2,5 – 3 tahun bergantung pada iklim dan jenis tanaman kopi.  Tanaman kopi Robusta mulai berproduksi pada umur 2,5 tahun, sedangkan kopi Arabika mulai berproduksi pada umur 2,5 – 3 tahun.  Tanaman kopi yang ditanam pada dataran rendah berbuah lebih cepat dibandingkan pada dataran tinggi.
 
Panen buah kopi pertama umumnya sedikit.  Jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah tanaman berumur 7 – 9 tahun.  Tanaman kopi berumur 7 – 9 tahun rata-rata produksi 500 – 1.500 kg kopi beras/ha/tahun.  Tanaman kopi yang dikelola secara intensif produksinya men-capai 2.000 kg/ha/tahun.

Buah kopi mulai masak bulan April/Mei sampai September/Oktober.  Pada daerah-daerah basah, distribusi panen lebih merata daripada di daerah-daerah kering, sehingga masa panennya lebih panjang (April – Oktober).

Rendemen buah kopi, yaitu perbandingan antara berat kopi biji dan berat kopi gelondong berbeda-beda menurut jenis kopinya.  Rendemen kopi Robusta 22 – 24%, kopi Arabika 16 – 18%, dan kopi Liberika 10 -12%.

 1.  Waktu panen
Untuk mendapatkan mutu hasil yang tinggi, buah kopi yang dipetik setelah matang yaitu saat kulit buah berwarna merah.  Waktu yang dibutuhkan dari terbentuknya kuncup bunga sampai siap dipanen adalah 8 – 11 bulan untuk kopi Robusta dan 6 – 8 bulan untuk kopi Arabika.  Beberapa jenis kopi seperti kopi Liberika dan kopi yang ditanam pada daerah basah, panen bisa dilakukan sepan-jang tahun.
Kopi Robusta dan kopi yang ditanam pada daerah kering umumnya menghasilkan buah pada musim tertentu sehingga panen dilakukan secara musiman.  Musim panen kopi pada bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus/September.
Tanaman kopi berbunga tidak serempak sehingga buahpun matang tidak serempak, oleh kerena itu buah kopi dipetik secara bertahap.  Buah yang berwarna merah dipetik satu per satu dengan tangan.  Pemetikan buah kopi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
  1. Pemetikan pendahuluan.  Pemetikan pendahuluan dilakukan pada bulan Februari – Maret untuk memetik buah yang terserang hama bubuk buah.  Kopi yang terserang hama bubuk buah berwarna kuning sebelum berumur delapan bulan.  Buah kopi dipetik, kemudian langsung direbus dan dijemur untuk diolah secara kering.
  2. Petik merah (panen raya).  Panen raya dimulai bulan Mei/Juni untuk memetik buah yang sudah berwarna merah.  Penen raya berlangsung selama 4 – 5 bulan dengan giliran pemetikan pertanaman 10 – 14 hari.  Artinya dalam waktu 4 – 5 bulan buah kopi dapat dipanen setiap 10 – 14 hari sekali.  Buah kopi berwarna hijau yang terbawa saat panen harus dipisahkan dari buah berwarna merah.
  3. Petik racutan dan lelesan.  Petik racutan adalah memanen buah kopi yang berwarna hijau dilakukan bila sisa buah di pohon sekitar 10%.  Caranya dengan memetik semua buah yang masih tersisa di pohon baik yang berwarna merah maupun yang berwarna hijau.  Setelah dipetik, buah yang berwarna merah dipisahkan dengan buah yang berwarna hijau.  Sedangkan lelesan adalah me-ngumpulkan semua buah yang jatuh di sekitar pohon kopi baik buah berwarna merah, berwarna hijau maupun buah yang hampa agar tidak menjadi inang hama bubuk buah.
2.  Cara panen
Alat yang digunakan untuk pemanenan buah kopi adalah keranjang bambu berukuran kecil atau tas dari daun pandan yang mudah dibawa serta karung goni.

Pada tanaman kopi yang tinggi dan buah tidak terjangkau oleh tangan maka diperlukan tangga segi tiga (tangga berkaki tiga atau empat).  Tangga tersebut dapat membantu menjangkau buah kopi tanpa merusak tajuk tanaman.

Buah kopi dipetik satu persatu dengan tangan dan dimasukkan ke dalam keranjang atau tas.  Setelah keranjang atau tas penuh, buah kopi dimasukkan ke dalam karung goni.  Buah yang berwarna merah, hijau, dan hitam dimasukkan ke dalam karung goni yang berlainan.  Selesai panen, buah kopi dibawa ke tempat penimbangan/pengolahan untuk dilakukan pengolahan.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...