Tanaman kopi banyak yang dibudidayakan pada lahan miring di daerah pegunungan yang umumnya mempunyai pola sebaran hujan tidak merata. Curah hujan yang tinggi terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu, sehingga erosivitasnya sangat besar.
Lahan miring merupakan lahan yang peka terhadap degradasi/pe-nurunan kualitas. Erosi merupakan penyebab utama kemunduran lahan kering di daerah tropika basah. Tanah yang hilang karena erosi merupakan tanah lapisan atas yang subur, se-hingga erosi akan menurunkan ke-suburan tanah secara nyata.
Guna mengatasi degradasi lahan di perkebunan kopi, maka telah di-lakukan penelitian pengendalian erosi dengan teras dan tanaman pagar yang ditanam pada bibir teras. Perlakuan yang diberikan adalah (1) kontrol tanpa teras, (2) teras bangku tanpa tanaman penguat teras, (3) teras bangku dengan tanaman penguat teras Leucaena leuco-cephala, (4) teras bangku dengan tanam-an penguat teras Vetiveria zizonioides, dan (5) teras bangku dengan tanaman pe-nguat teras Moghania macrophylla.
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa teras bangku nyata menurunkan erosi. Kehilangan tanah dari lahan berteras bangku adalah 6,15 persen dibandingkan dengan lahan yang tidak berteras. Erosi pada lahan berteras, baik tanpa penguat teras maupun dengan pe-nguat teras L. leucocephala, V. zizanioides, serta M. macrophylla, tidak berbeda nyata. Stabilitas dari teras yang di-perkuat dengan tanaman penguat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan per-lakuan tanpa tanaman penguat teras. Tanaman penguat teras tidak ber-pengaruh negatif terhadap produksi kopi. Teknik penggunaan tanaman penguat teras telah mulai diterapkan oleh petani di Propinsi Aceh dalam rangka mendukung keberhasilan budidaya kopi organik.
Comments
Post a Comment