Skip to main content

Produksi kopi di Vietnam

wikipedia.com

Produksi kopi di Vietnam adalah semua biji kopi yang dihasilkan di negara Vietnam. Produksi kopi telah menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi Vietnam sejak permulaan abad ke-20. Kopi kali pertama diperkenalkan di Vietnam adalah oleh bangsa Perancis pada tahun 1857, industri kopi Vietnam berkembang melalui sistem perkebunan, dan kini menjadi kekuatan ekonomi utama di negara ini. Setelah campur tangan pada masa Perang Vietnam dan segera setelahnya, produksi kopi kembali melonjak setelah diberlakukannya reformasi ekonomi Doi moi, mencapai 900.000 ton pada tahun 2000. Pada tahun 2009, Reuters melaporkan bahwa ekspor kopi Vietnam adalah sebanyak kira-kira "1,13 juta ton" untuk tahun sebelumnya, ini menunjukkan bahwa kopi menempati posisi kedua produk ekspor pertanian Vietnam setelah beras.


Kopi diperkenalkan di Vietnam pada tahun 1857 oleh bangsa Perancis dan perlahan-lahan tumbuh sebagai produsen kopi di Asia. Produksi kopi mulai dibangun di negara ini pada awal abad ke-20 dalam bentuk produksi berskala kecil dan secara bertahap bergeser ke bentuk perkebunan. Pabrik kopi instan, Coronel (kini Vinacafe), didirikan di Bien Hoa, Provinsi Dong Nai pada tahun 1969, dengan kapasitas produksi 80 ton per tahun.
Perang Vietnam mengganggu produksi kopi di daerah Buon Ma Thuot, sebuah dataran tinggi tempat industri kopi Vietnam berpusat. Meskipun jarang terlibat dalam konflik, daerah ini menjadi jalur persimpangan antara pihak Utara dan Selatan dan sangat jarang penduduk. Setelah pihak Utara meraih kemenangan, industri kopi sebagaimana halnya mayoritas pertanian dihimpun, dengan membatasi perusahaan swasta dan produksi pun mengalami penurunan.
Setelah reformasi Doi moi pada tahun 1986, perusahaan swasta diizinkan kembali beroperasi, dan pertumbuhan industri pun memperlihatkan data kuantitatif yang semakin membaik. Kerjasama antara penanam, produsen, dan pemerintah terwujud pada penentuan merek dagang aneka produk kopi dan produk ekspor untuk tujuan eceran. Pada masa ini perusahaan-perusahaan baru yang terlibat dalam produksi kopi bermunculan, termasuk Trung Nguyên yang berbasis di Provinsi Dak Lak pada tahun 1996 dan Highlands Coffee pada tahun 1998. Kedua-duanya terus berkembang dan menjadi dua merek utama yang menyalurkan produknya melalui jaringan luas warung kopi. Pada akhir dasawarsa 1990-an, Vietnam menjadi produsen kopi nomor dua terbesar setelah Brasil, meskipun produk yang dihasilkan lebih difokuskan pada biji Robusta yang berkualitas rendah bila dibandingkan dengan Arabika sebagai komoditas ekspor. Prakarsa pemerintah terbaru adalah upaya untuk memperbaiki kualitas kopi ekspor, termasuk mulai diperbanyaknya pohon-pohon kopi Arabika, dikembangkannya kopi campuran, dan kopi dengan kekhususan tertentu seperti kopi luwak (bahasa Vietnam: cà phê chồn).
Pada tahun 2000, produksi kopi tumbuh menjadi 900.000 ton per tahun. Harga mengalami penurunan meski produksi tahunan juga menurun hingga kira-kira 600.000 ton/tahun pada tahun 2003.[2] Pada tahun 2009, Reuters melaporkan bahwa ekspor kopi Vietnam adalah sebanyak kira-kira "1,13 juta ton" untuk tahun sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kopi adalah produk ekspor nomor dua terbesar Vietnam setelah beras.[1]


Sebagian besar produsen kopi adalah perusahaan swasta atau badan usaha milik negara, seperti Trung Nguyên, Hung Phat, Tam Chau, Viet Pacific atau yang lebih dikenal sebagai Vietcoffee, dan Vinacafe (Perusahaan Kopi Nasional Vietnam). Highlands Coffee, produsen kopi swasta, adalah perusahaan swasta pertama di Vietnam yang pernah didaftarkan kepada seorang Vietnam Perantauan. Sejumlah pemain internasional, seperti Nestlé, telah berdiri di Vietnam mengikuti liberalisasi ekonomi pada dasawarsa 1990-an.
Vietnam adalah produsen kopi nomor dua terbesar setelah Brasil, dengan besaran 14,3 persen pasar kopi dunia.[3] Meskipun demikian, kualitas biji biasanya mempersempit keterpasaran produk. Kopi robusta menyumbang 97 persen produk, dengan 1,17 juta ton terekspor pada tahun 2009, atau senilai 1,7 miliar dolar Amerika Serikat. Produksi kopi arabika diharapkan naik setelah perluasan lahan tanam.[4] Kopi jenis lain yang tumbuh di Vietnam adalah kopi liberika dan catimor.



Di Amerika Serikat, penyajian kopi khas Vietnam kadang-kadang sulit dibedakan dengan cara penyajian di Louisiana dengan kopi panggang Perancis yang dibubuhi chicory. Imigran Vietnam yang datang ke negara bagian ini pada akhir abad ke-20 mengadopsi cara penyajian New Orleans karena mereka tidak dapat memperoleh kopi asal Vietnam.[5] Cara panggang Perancis yang merakyat di Louisiana adalah serupa dengan kopi Vietnam dalam bentuknya giling-kasar; sehingga cara ini menjadi pengganti yang baik bagi penyeduhan tradisional dengan penyaring, satu cangkir untuk satu orang. Tetapi, di Vietnam kopi-kopi yang diproduksi secara lokal dicirikan oleh tingkat pemanggangan sedang dan tidak mengandung chicory.[6]

Kopi khas Vietnam (daerah Buon Ma Thuot) memiliki persifatan yang membedakannya dari kopi-kopi lain berikut cara penyajiannya:
  1. Daerah Buon Ma Thuot digolongkan ke dalam "iklim mikro" (micro-climates) oleh ilmuwan Eropa yang dikontrak oleh industri swasta. Di daerah ini, beberapa varietas kopi dapat tumbuh, termasuk Arabika, Robusta, Chari (Liberika), Catimor, dan beberapa varietas asli Arabika seperti Arabica SE. Produsen kopi Vietnam mencampur beberapa varietas biji kopi untuk menghasilkan persifatan dan kesetimbangan rasa yang unik.
  2. Biasanya kopi dipersiapkan dalam satu cangkir untuk satu orang disertai dengan alat penyaring yang disebut phin. Pada umumnya kopi disajikan di pinggiran meja bersamaan dengan proses penyeduhan. Penggunaan susu kental manis menggantikan susu segar adalah disebabkan ketersediaannya yang luas dan mudah disimpan di wilayah beriklim tropika. Susu kental manis juga digunakan untuk memberi rasa manis pada larutan kopi. Cara seperti ini telah menjadi tradisi karena rasa seperti inilah yang lebih disukai oleh orang Vietnam.
  3. Kopi dapat diseduh kemudian diberi es untuk menciptakan cafe da, atau jika dicampur susu kental manis akan disebut sebagai cafe sua da 


Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...