Skip to main content

Peluang Ekspor Biji Kopi Kabupaten Bandung Terbuka Lebar


REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Pasar ekspor biji kopi Kabupaten Bandung masih terbuka lebar. Selain kualitas kopi yang bagus dan diperhitungkan, banyak kecamatan di Kabupaten Bandung yang cocok untuk ditanami kopi. Upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan kopi dinilai belum maksimal. Sehingga, peluang yang ada belum ditangkap secara maksimal.

Anggota Koperasi Sunda Hejo Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Egi Maya Kurnia, mengatakan, peluang ekspor kopi ke Amerika serikat dan Eropa, hingga saat ini masih terbuka luas. Bahkan, peluang ekspor kopi mencapai 500 hingga 1000 ton per bulannya. "Kebutuhan kopi di luar negeri masih sangat besar, seharusnya peluang seperti ini tidak boleh disia-siakan," ujarnya saat dihubungi, Jumat (12/4).

Egi mencontohkan, saat ini Koperasi Sunda Hejo mampu mengekspor 100 hingga 200 ton biji kopi kualitas terbaik. Koperasi Sunda Hejo mengekspor ke Kota San Francisco, Amerika Serikat. Pihaknya sudah berkosentrasi mengembangkan tanaman kopi selama dua tahun.
"Kami baru mampu di jumlah 100 sampai 200 ton. Sebenarnya, kalau ada pengembangan lahan dan dibantu pemerintah, bisa lebih tambah lagi," katanya.

Egi mengatakan, selain pasar ekspor ke Amerika Serikat, peluang ekspor kopi dari Kabupaten Bandung ini masih terbuka luas ke negara-negara lainnya. Terutama negara-negara Eropa. Apalagi, kata dia, kualitas kopi dari Kabupaten Bandung ini, jauh di atas produk kopi dari Nigeria, ataupun kopi dari Gayo, Aceh.
"Selain pasar Amerika Serikat sebagai tujuan ekspor. Pasar ekspor ke Eropa juga terbuka luas. Ini tinggal kesiapan dan kemauan kita untuk mengisinya," ujarnya.

Selama ini, kata Egi, pertanian kopi di Kabupaten Bandung, lebih banyak mengembangkan jenis Linies (Arabika). Jenis kopi ini memiliki kualitas baik dan sesuai dengan iklim serta geografis wilayah Kabupaten Bandung. Sehingga, sangat cocok untuk terus dikembangkan.

"Perkebunan kopi rakyat di Kabupaten Bandung tersebar di beberapa kecamatan. Seperti di Kecamatan Kertasari, Pacet, Pangalengan, Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali. Luasan perkebunan lebih dari 400 hektare. Potensi perluasan kebunnya pun masih memungkinkan," katanya.

Meski potensi pertanian kopi di Kabupaten Bandung ini cukup luas, kata Egi, dorongan dan dukungan dari pemerintah sangat kurang. Padahal, pemerintah bisa mengambil peran lebih. Seperti melakukan sertifikasi terhadap bibit kopi unggulan dari Kabupaten Bandung.

Dengan sertifikasi, memberikan jaminan terhadap kualitas produk saat dipasarkan. "Contohnya di Jawa Tengah ada sertifikasi yang

dikeluarkan pemerintahnya untuk pohon jati, dengan nama Jati Unggul Nusantara, kita juga bisa melakukannya untuk kopi," ujarnya.

Selain itu, kata Egi, pemerintah juga bisa melakukan sosialisasi mengenai keuntungan menanam kopi kepada masyarakat. Pemerintah juga bisa berperan memberikan bantuan bibit. Pemanfaatan lahan kritis dan tidak terpakai, bisa dilakukan untuk mengembangkan luas kebun kopi.
"Kan banyak juga tanah cari desa atau lahan tidur lainnya yang bisa dipakai. Selain itu, pola kemitraan juga dapat meningkatkan derajat para buruh tani menjadi petani. Dengan begitu, otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.


Source :  
REPUBLIKA ONLINE - Jumat, 12 April 2013, 18:27 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...