Skip to main content

Bahaya Kontaminasi Okhratoksin A pada Kopi (Coffea sp)

Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari famili Rubiacae. Genus kopi ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika (Agroindonesia, 2001). Sedangkan 3 jenis utama yang paling terkenal adalah Robusta, Arabika dan Liberika yang mewakili 70% total produksi
 
Kopi di Indonesia saat ini masih menghadapi masalah terutama dalam hal mutu dan ancaman isu kadar mikotoksin, khususnya Okhratoksin A (OTA). Ismayadi (2000), melaporkan bahwa frekuensi kontaminasi OTA pada kopi Indonesia berkisar antara 18-24% dengan kadar OTA bekisar antara 0,9-191,5 ppb. Selain itu, hasil penelitian Silviana (2003) menunjukkan bahwa kopi asal Bali paling berpotensi menghasilkan OTA yaitu 52,63%, diikuti kopi Jawa timur 21,05% dan kopi Lampung 15,79%.

Okhratoksin A merupakan mikotoksin utama yang diketahui sering mengkontaminasi kopi. Adanya OTA pada kopi dapat disebabkan karena kondisi lingkungan ataupun kondisi proses pengolahan yang dilakukan (Suarez-Quiroz et al., 2004).  Kandungan OTA secara alami pada kopi  telah dilaporkan oleh beberapa peneliti dengan konsentrasi yang bervariasi antara 0,2 dan 360 µg/kg (Levi et al., 1974; Levi, 1980; Norton et al., 1982; Cantafora et al., 1983; Tsubouchi et al., 1984; Micco et al., 1989; Studer-Rohr et al., 1994).Dari studi yang telah dilakukan, kopi merupakan kontributor terbesar ketiga “Total Dietary Intake” (TDI) 7% OTA. Batas OTA yang berlaku sampai akhir tahun 2003dapat dilihat pada tabel berikut: 

 
Sumber: European Union (2002)


Bahaya Okhratoksin A bagi Manusia

Saat ini, diketahui sedikitnya ada 3 macam Okhratoksin, yaitu Okhratoksin A (OTA), Okhratoksin B (OB) dan Okhratoksin C (OC). OTA adalah yang paling toksik dan paling banyak ditemukan di alam. Selain pada produk tanaman, ternyata OTA juga dapat ditemukan pada berbagai produk ternak seperti daging babi dan daging ayam. Hal ini dikarenakan OTA bersifat larut dalam lemak sehingga dapat tertimbun dibagian daging yang berlemak. Manusia dapat terekspose OTA melalui produk ternak yang di konsumsi (Maryam, 2002). 

Okhratoksin A (OTA) adalah mikotoksin yang dihasilkan oleh beberapa jamur dari famili Aspergillus dan Penicillium (Bakker and Pieters, 2002). OTA ditemukan pada berbagai macam produk pertanian, dari berbagai daerah di dunia. OTA diketahui bersifat karsinogenik,   nephrotoksik dan immunotoksik (IARC, 1993).

OTA diketahui sebagai penyebab “Nephropathy” (Pengembangan ginjal) pada hewan dan diduga sebagai agen “nephropathy endemic” di negara Balkan dan Tunisia (CCFAC, 1998) dan juga diduga bersifat karsinogenik (Maryam, 2001)

Comments

Popular posts from this blog

perbedaan kopi arabika dan robusta

Arabika dan Robusta merupakan dua spesies kopi yang berbeda. Perbedaan umum terletak pada rasa, kondisi di mana dua spesies itu tumbuh, dan perbedaan ekonomis. berikut sedikit gambaran keduanya: perbedaan arabika dan robusta Dilihat dari soal rasa, Arabica mempunyai variasi rasa yang lebih beragam, dari rasa manis dan lembut hingga rasa kuat dan tajam. Sebelum disangrai, aromanya seperti blueberry, setelah disangrai, biji kopi Arabica beraroma buah-buahan dan manis, sedangkan Robusta mempunyai variasi rasa netral sampai tajam dan sering dianggap mempunyai rasa seperti gandum. Biji kopi robusta sebelum disangrai beraroma kacang-kacangan. Sayangnya jarang terdapat robusta berkualitas tinggi di pasaran. Selain perbedaan harga biji kopi Arabica yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga biji kopi Robusta, mari kita telusuri kedua jenis kopi ini: Kopi Arabica kopi arabika Kopi arabika (Coffea arabica) tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl, suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bul

BPD AEKI Sulawesi Selatan

BADAN PENGURUS DAERAH SULAWESI SELATAN MASA BHAKTI : 2007-2012 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Micha Takdung Ketua Dewan Pertimbangan Fa.Kopi Jaya 2 Litha Brent Wk.Ketua Fa.Litha & Co B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Cornelis P.Patty Ketua PT.Aneka Bumi Kencana 2 Frenky Djamal Wk.Ketua I CV.Kopi Sulawesi 3 Frans Honga Halim Wk.Ketua II CV.Mega Putra Sejahtera KOMP.ORBIN 1 Drs.H.Abd.Rachmat Tjanring,MM Ketua Kompartemen Puskud Hasanuddin 2 Nasrul Sanusi Wk.Ketua Kompartemen PT.Marco Eka Persada KOMP.PROMOSI/PEMASARAN & HUB.L/N 1 Taswin H.Purwardi Ketua Kompartemen CV.Sari Hasil Utama 2 Hendra Litha,ST Wk.Ketua Kompartemen Fa.Kopi Jaya KOMP.PEMB.PRODUKSI/LITBANG & MUTU 1 Ir.Suwardi Ketua Kompartemen PT.Toarco Jaya 2 Hendra Suwiptandy Wk.Ketua PT.Megaputra Sejahtera KOMP.HUKUM & ARBITRASE 1 Paulus L.Sappetaw Ketua Kompartemen CV.Lucky Trad.Coy 2 Rukman Noor Wk.Ketua PT.Sulawesi Agricultural Trad. KOMP.ANGGARAN & KEUANGAN 1 Dichson Ch.Djaruu Ketua Kompa

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar