Skip to main content

Produksi dan Penyimpanan Benih Kopi

Benih kopi diperlukan sebagai bibit atau batang bawah.  Buah kopi untuk benih dipilih dari buah yang baik dan masak dipohon, serta berasal dari klon-klon unggul anjuran.

Buah kopi untuk benih sebaiknya berasal dari buah kopi yang tidak terserang hama bubuk buah, ukuran buah normal (ukuran biji tidak terlalu kecil atau terlalu besar).  Kulit dan daging buah dipisahkan menggunakan tangan atau dengan kaki, dapat juga menggunakan handpulper, asalkan tidak merusak kulit tanduk.

Lendir yang melekat pada kulit tanduk dibuang dengan cara digosok-gosok dengan abu dapur sampai bersih, kemudian dicuci dengan air bersih.  Selanjutnya benih diangin-anginkan selama 2 – 3 hari sampai kering angin.  Kemudian benih dipisahkan dari biji-biji kopi yang pecah, biji hampa, dan biji yang terserang hama bubuk.  Selanjutnya benih tersebut dapat dideder di pesemaian.  Kalau benih tersebut belum dipergunakan, benih tersebut dapat disimpan.


Penyimpanan benih

Perusahaan besar umumnya tidak membeli bahan tanam dalam bentuk bibit, melainkan dalam bentuk benih.  Hal ini disebabkan perusahaan besar membutuhkan bahan tanam dalam jumlah banyak sehingga bila membeli bahan tanam dalam bentuk bibit akan membutuhkan tempat yang luas dan kesulitan dalam pengangkutan.  Pada umumnya perusahaan besar membeli benih langsung pada penangkar benih.

Penyimpanan benih bertujuan untuk mempertahankan daya tumbuh benih.  Penurunan daya tumbuh dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya kandungan air dalam benih dengan kandungan air di udara, adanya serangan hama dan penyakit, terjadi gesekan/benturan benih dengan benda lain, atau benih terlalu lama disimpan.

Penyimpanan benih ditujukan untuk mempertahankan kadar air benih agar tidak cepat menurun (tidak boleh lebih rendah dari 28%).  Untuk mencegah benih agar tidak terserang hama bubuk buah (Stephanoderes hampei)  benih tersebut harus di desinfeksi dengan melakukan fumigasi menggunakan minyak terpentin.

Penyimpanan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Menyiapkan peti kayu berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm dan beberapa kain selebar peti kayu.
  2. Mengoleskan selembar kain dengan minyak terpentin (1 cc minyak terpentin untuk tiap 100 cm2 kain), kemudian diletakkan di dasar peti.
  3. Menebarkan benih kopi di dalam peti secara berlapis-lapis (tiap lapis setebal   5 cm).  Di antara lapisan benih kopi disekat dengan kain yang telah diolesi minyak terpentin.
  4. Setelah tiga hari, benih dikeluarkan dari peti dan diangin-anginkan selama 3 – 5 jam.
  5. Selanjutnya benih dicampur dengan fungisida berbentuk bubuk (misalnya Ridomil 2 G) untuk mengendalikan serangan jamur.
  6. Benih dicampur dengan serbuk arang basah dengan perbandingan 3 kg benih kopi : 1 kg arang  : 150 cc air.
  7. Masukkan campuran benih dan arang ke dalam karung goni kering dan bersih.
  8. Benih disimpan dalam gudang gelap dengan suhu 25 – 26o C dan kelembaban 85 – 90%.
Penyimpanan dengan cara ini, benih kopi dapat tahan disimpan sampai 6 bulan, dengan daya tumbuh 70 – 80%.

Benih yang akan dikirim ke tempat jauh dan membutuhkan waktu lama (lebih dari seminggu) harus diperlakukan secara khusus.  Benih dimasukkan ke dalam karung, kemudian karung tersebut dimasukkan ke kotak kayu untuk meng-hindari benih dari benturan dan gesekan.

Comments

Popular posts from this blog

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...