Kopi Kancil
Deru motor trail, gas menyentak pecah suara, sepeda motor melesat cepat, asap berhembus lewat knalpot, sekumpulan debu berterbangan, khas tanah gembur pegunungan yang berpasir. Motoris itu, sangat cekatan, menuruni lembah, menikung, bahkan menanjak menuju bukit dipegunungan. Pengendara Kuda Besi sangat piawai, kadang menghilang dan kembali terlihat di rimbunan hamparan hijau perkebunan Teh. Ia sangat mengenal lewati jalan itu . Setelah menempuh jarak 20 Kilometer dari Rumahnya, sampailah Ia di bangunan Saung) di atas punggung bukit pegunungan, Malabar.
Lelaki paruh baya itu, Supriatna Danuri nama lengkapnya. Kalau anda menyangka Dia adalah Seorang Mandor(pengawas) perkebunan Teh anda keliru menduga. Supriatana Danuri adalah seorang Petani Kopi yang termasyur di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Jelang siang hari itu, Supriatana Danuri, sedang mengawasi sekelompok pemetik kopi, dikebun yang di kelolanya. Alam Pengalengan dengan Topografi bergunung-gunung indah, berhawa sejuk. Pengalengan juga menyimpan potensi ekonomi. Puncak Gunung Malabar setinggi 2.321 meter dari permukaan laut, berawan putih, dominasi langit biru di angkasa, bak kapas berarak, dihembus angin. Oh…cuaca siang itu sangat cerah.
Selain komoditas tanaman Teh di perkebunan Malabar juga ditanami Kopi jenis Arabika. Diantara tegakkan hutan-pohon kayu antara lain pinus dan rasamala yang di kelola Perhutani, secara tumpangsari, kopi jenis arabika sangat cocok ditanam. Tak heran tanaman ini tumbuh subur disana. Luas Areal Tanaman Kopi di Kabupaten Bandung, 9. 314 Hektar yang digarap oleh 199 kelompok tani. Hasilnya mencapai Empat Ribu 691 ton kopi per-tahun.
Profesi Danuri sebagai petani kopi ditekuni sejak lama. Ia mengalami pahit getirnya sebagai petani kopi biasa . Hasil panen kebun kopi warisan orang tuanya, dahulu hanya cukup sebagai penyambung hidup ke seharian. Tetapi Ia pun patut bersyukur berkat kopi, Danuri dapat mengenyam Pendidikan sampai Diploma 3 di IPB. Berbekal Pengetahuan dan keuletan menekuni tanaman kopi secara konvensional, Danuri tidak berhenti sampai disitu. Untuk menopang ekonomi keluarganya, Kini Ia menjadi, Petani Kopi Luwak. Caranya dengan memelihara dan menangkar luwak, atau musang jenis pandan.
Supriatna Danuri mengaku, Luwak yang dipelihara dikandangnya bukan Luwak lapar. Ia menjelaskan, Musang yang Sehat adalah : bentuk tubuhnya berbadan gemuk, bulunya lebat dan tebal, mengkilap . ciri luwak yang sehat dapat di lihat dimatanya yaitu bersinar. Luwak Mirip Kucing, lucu, menggemaskan. Kita tetap harus hati-hati bila mendekatinya, maklum luwak adalah termasuk hewan liar. Siang hari Ia beristirahat bermalas-malasan, demikian penjelasan Danuri. Tapi Ia sangat protektif dalam menjaga anaknya, tambahnya. Saat ini luwak yang dipelihara di kandangnya sebanyak 187 ekor luwak.
Danuri, yang mempelajari dan mengamati tingkah laku luwak selama 7 tahun disekitar hutan Malabar. Ia sangat faham, luwak adalah hewan yang hidupnya bersih. Luwak berperilaku seperti manusia. Luwak akan stress bila kandangnya kotor. Luwak termasuk hewan omnifora atau memakan segala. Ia tidak suka buang hajad sembarangan. Hewan beraktivitas dimalam hari ini, setiap pagi kandangnya harus dibersihkan.Tempat buang hajatnya yaitu potongan papan kayu bundar harus selalu kering dan bersih. Kandang luwak di rancang mirip kehidupan luwak di alamnya.
Untuk menjaga Kesehatan. Kandang luwak dibuat hijau rimbun dengan tanaman rambat jenis pohon obat binahong2 ). Dengan Insting keluwakannya ,Luwak sangat suka memakan daun pohon itu jika ia Sakit. Di pintu gerbang juga tertulis aturan dalam bahasa sunda Teu Kenging Ngaroko 3) Danuri sangat menjaga Kesehatan binatang peliharaannya ini dengan baik. Luwak sangat Suka makan belut menurut Elly.S petugas wanita yang bertanggung jawab dengan kesehatan Luwak. Belut, serta ikan segar adalah makanan utama musang. Menu itu nutrisi yang sangat baik bagi luwak. Buah-buahan seperti pepaya serta buah Kopi pada tingkat kematangan yang cukup, sebagai makanan tambahan luwak. Hanya kulit buah kopi pilihan telah ranum, dan masak yang dimakannya. Biji Kopi yang termakan difermentasikan didalam perut luwak. Dengan enzim khusus itulah, membuat Kopi Luwak luar biasa citarasanya. MUI Jawa Barat mengeluarkan surat sertifikasi halal. Kopi luwak Insya Allah halal di konsumsi. Sertifikat Halal itu, terpampang di ruang tengah rumah Tempat Usahanya.
Usaha Kopi Luwak Malabar Supriatna Danuri dinilai sukses, setelah sembilan tahun menangkarkan luwak, produksi kopi luwaknya saat ini mencapai 200 kilogram per-bulan. Inovasinya itu diikuti 21 petani Kopi lainnya di Pangalengan Kabupaten Bandung, Provinsi jawa Barat. Kopi Luwak Termasuk 7 Jenis Makanan dan Minuman termahal di dunia. Kopi luwak produksi Danuri menembus angka 2.700 ribu rupiah per-Kilogramnya. Komoditas Kopi luwak mempunyai nilai tambah yang sangat berarti ekonomi kreatif di bidang pertanian. Saat ini harga Kopi Arabika biasa, dilepas 60 ribu rupiah saja. Itupun harganya fluktuatif tergantung kualitas hasil panen.
Kopi Luwak Malabar mendongkrak nilai jual mencapai 45 kali lipat kopi biasa. Digerai-gerai Cafe Shoop Indonesia, secangkir Kopi Luwak dijajakan berkisar 80 ribu hingga 100 ribu rupiah, sedangkan di Eropa dan Amerika harganya mencapai satu koma dua juta rupiah per-cangkir. Kopi Luwak pernah di kisahkan dalam dalam Film The Bucket List, yang di perankan aktor Amerika terkenal Jack Nikolson. aktor kawakan yang berperan sebagai Jutawan Tajir dalam satu sequelnya, dalam ruang perawatan pasca operasi otak ia selalu menikmati Kopi Luwak. Akhir kisah menyedihkan, Kanker stadium puncak, menggenapi hidupnya. Meski Mahal Kopi luwak Made In Pangalengan ini di ekspor ke- Negeri Belanda, Jerman, Inggris dan Amerika.
***
Kopi KANCIL
Lelaki ini, tidak berhenti berkreatifitas, sukses dengan Kopi Luwak, Supriatna Danuri merintis Kopi Kancil. Ya! anda benar, hewan kecil imut-imut dalam fabel berkonotasi negatif, Kancil dicitrakan sebagai musuh petani. Syair dalam sebuah lagu kanak-kanak ia tertuduh sebagai Si pencuri ketimun. Kopi Kancil sebagaimana Kopi Luwak juga melalui proses Fermentasi biji kopi dqalam tubuh hewan kancil. Satwa sangat langka dan dilindungi ini, juga penghasil kopi sangat enak. Selain aroma juga sukar diucapkan dengan kata-kata citarasanya. Begitu dijelaskan Danuri. Kancil hanya memakan sekitar 17 buah kopi tiap harinya. Mutlak, karena produksinya terbatas, harga kopi Kancil diatas puncak kopi luwak, yakni mencapai harga 10 juta rupiah per-kilonya.
Kopi Kancil, Supriatna Danuri ini, boleh jadi, dan sangat mungkin, Satu-satunya Kopi yang ada di dunia, tentu saja sangat Eksklusif. Masalahnya saat ini Danuri hanya mempunyai satu ekor Kancil, produksi Kopi kancil sangat minim. Ia berharap dapat memperoleh ijin untuk menangkarkan Kancil. Kopi Kancil ini telah mendapat pasarnya, Pencinta Kopi di Negeri Belanda.
Satwa Luwak dan Kancil yang ditangkarkan Supriatna Danuri, sangat diperhatikan kesehatannya. Kebersihan kandang, serta pemberian nutrisi pakan, selalu diperhatikan. Menurut Danuri Ia menangkarkan Satwa tersebut dengan bekal dan pengalaman yang cukup, tentunya dengan Olah Rasa ke sesama Makhluk. Secara priodik, Danuri kerap melepaskan beberapa ekor Satwa yang berhasil Ia tangkarkan tersebut, ke hutan sekitar. Layaknya mereka hidup bebas dihabitatnya. Menurutnya luwak dan kancil telah banyak berjasa bagi kehidupan dirinya dan para petani kopi luwak di Pengalengan.
Keterangan :
1) Saung(bhs.sunda): bangunan beratap, tempat berteduh ditengah ladang atau kebun.
2) binahong (Boussingaultia cordifolia, Boussingaultia basselloides) adalah tanaman obat dari daratan Tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng San Chi)
3)Teu Kenging Ngaroko(bhs.Sunda) Dilarang merokok.
Comments
Post a Comment