Indonesia yang memiliki berbagai macam aneka kopi dimana selain kopi Toraja, ada kopi Lintong, kopi Kintamani, kopi Gayo, kopi Flores, kopi Jawa, hingga kopi Papua. Kopi dari Ethiopia untuk membedakan karakter aroma, flavor (rasa), acidity (tingkat keasaman), dan aftertaste (rasa tertinggal). Tidak kalah pula dengan Kopi Luwak (Civet Coffee) Malabar asal Pangalengan, Jawa Barat. Profesi dari Supriatna Danuri sebagai petani kopi ditekuni sejak lama. Ia mengalami pahit getirnya sebagai petani kopi. Hasil dari panen kebun kopi warisan orang tuanya, dahulu hanya cukup sebagai penyambung hidup ke seharian. Saat ini menjadi Petani Kopi Luwak dengan cara memelihara dan menangkar luwak atau musang jenis pandan.
Pemilik dari Kopi Luwak Malabar Supriatna Danuri menjelaskan bahwa Luwak yang dipelihara dikandangnya bukan Luwak lapar. Musang yang sehat adalah: bentuk tubuhnya berbadan gemuk, bulunya lebat dan tebal, mengkilap ciri khas luwak yang sehat dapat di lihat dimatanya yaitu bersinar. Luwak Mirip Kucing, lucu dan sangat menggemaskan. Kita tetap harus hati-hati bila mendekatinya, maklum luwak adalah termasuk hewan liar. Pada siang hari Luwak beristirahat dan bermalas-malasan. Tetapi sangat protektif dalam menjaga anaknya, tambahnya. Saat ini luwak yang dipelihara di kandangnya sebanyak 180 ekor luwak. Untuk setiap daerah dimana masing-masing kopi seakan mencerminkan asal-usul kopi itu berasal. Seperti kopi Kintamani yang selintasan tercium aroma jeruk dan rasa asam jeruk.
Adapun usaha pengolahan Kopi Luwak Malabar Supriatna Danuri dinilai sukses dalam mengembangkan usahanya, setelah sembilan tahun menangkarkan luwak, produksi kopi luwaknya saat ini mencapai 200 kilogram per-bulan. Hal ini inovasinya dengan kelompok Rahayu Tani itu diikuti 21 petani Kopi lainnya di Pangalengan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kopi luwak berasal dari Pulau Jawa Indonesia dan Sumatera, daerah yang terkenal untuk kopi yang sangat baik. Juga asli daerah adalah hewan musang-seperti kecil yang disebut Paradoxurus a. Dengan nama ilmiah, penduduk setempat menyebut mereka luwak. Mamalia kecil hidup di pohon-pohon dan salah satu makanan favorit mereka adalah cherry, kopi merah matang. Mereka makan ceri, kacang dan semua. Sementara kacang dalam perut si kecil, itu mengalami perawatan kimia dan fermentasi. Kacang selesai perjalanan melalui sistem pencernaan, dan keluar. Yang masih utuh biji dikumpulkan dari lantai hutan, dan dibersihkan, kemudian panggang dan tanah sama seperti kopi lainnya. Mungkin kita bertanya-tanya tentang keadaan yang membawa cangkir pertama kopi luwak Kopi. Siapa yang akan berpikir untuk atau bahkan ingin mengumpulkan dan roasting/ penyangraian dari kotoran hewan luwak? Mungkin masyarakat pribumi berpiki hal itu lebih mudah untuk mengumpulkan biji dari tanah dengan cara ini, daripada harus bekerja lebih keras dan mengambil mereka dari pohon? Mungkin kita tidak akan pernah tahu. Tetapi karena metode pengumpulan aneh, dan tidak banyak Kopi Luwak diproduksi di dunia. Kopi yang dihasilkan dikatakan tidak seperti yang lain. Memiliki kaya, berat rasa dengan petunjuk dari karamel atau cokelat. Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan itu adalah eksotis sebuah kopi yang memiliki citra rasa. Diharapkan ke depan Promosi Kopi luwak Malabar, Jawa Barat dan lebih baik lagi dalam pengembangannya tetapi telah dibuktikan oleh ratusan customer yang telah merasakan kepuasan dari kopi luwak bandung. Kopi luwak asli / original adalah biji kopi pilihan terbaik yang dikonsumsi oleh binatang luwak. (FheroKP)
http://pphp.deptan.go.id/disp_informasi/22/0/0/1587/Kopi_Luwak_Malabar_Merupakan_Citra_Khas_Kopi_Luwak_Jawa_Barat_sebagai_Potensi_Usaha_Agribisnis_.html
http://pphp.deptan.go.id/disp_informasi/22/0/0/1587/Kopi_Luwak_Malabar_Merupakan_Citra_Khas_Kopi_Luwak_Jawa_Barat_sebagai_Potensi_Usaha_Agribisnis_.html
Comments
Post a Comment