Gayo adalah salah satu produsen kopi terbaik di dunia. Nama Gayo sendiri merupakan nama dari suku di Aceh. Suku Gayo dahulu kala berada di bawah kerajaan Linge. Sayangnya, pemerintah setempat tidak memberikan perhatian terhadap sisa peradaban kerajaan Linge yang masih bisa dilihat di Gayo Lues.
Wilayah yang didiami masyarakat Gayo, seringpula disebut sebagai 'negeri di atas awan'. Sebutan 'negeri di atas awan' muncul karena ketika mendung datang, maka kumpulan awan akan menyelimuti hampir seluruh dataran tinggi Gayo, yang berada di deretan Bukit Barisan. Ketika itulah dataran Gayo pun akan terlihat berada di atas awan.
Posisinya yang berada di kelilingi oleh deretan Bukit Barisan, membuat wilayah Gayo diselimuti hawa sejuk, udara yang bersih, dan pemandangan alam yang indah. Keberadaan sebuah danau di tengah-tengah kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, membuat pesona alam Gayo memukau siapapun yang memandangnya.
Gayo memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan sekitar 94.800 hektar. Luas tanaman kopi di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 48.000 hektare, Bener Meriah 39.000 hektare, dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues.
Aceh Tengah merupakan daerah penghasil kopi Gayo terbesar di Aceh, dengan prosentase produksi kopinya sebesar 57,5%. Setelah itu, wilayah Bener Meriah dengan menyumbangkan hasil kopi 38,7%, dan Gayo Luwes hanya 3,8%.Wilayah yang didiami masyarakat Gayo, seringpula disebut sebagai 'negeri di atas awan'. Sebutan 'negeri di atas awan' muncul karena ketika mendung datang, maka kumpulan awan akan menyelimuti hampir seluruh dataran tinggi Gayo, yang berada di deretan Bukit Barisan. Ketika itulah dataran Gayo pun akan terlihat berada di atas awan.
Posisinya yang berada di kelilingi oleh deretan Bukit Barisan, membuat wilayah Gayo diselimuti hawa sejuk, udara yang bersih, dan pemandangan alam yang indah. Keberadaan sebuah danau di tengah-tengah kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, membuat pesona alam Gayo memukau siapapun yang memandangnya.
Gayo memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan sekitar 94.800 hektar. Luas tanaman kopi di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 48.000 hektare, Bener Meriah 39.000 hektare, dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues.
Hamparan perkebunan kopi Gayo, akan terlihat dari atas pegunungan, di bagian timur kota Takengon, kabupaten Aceh Tengah. Pohon kopi arabica di perkebunan rakyat Gayo ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lainnya seperti, lamtoro, jeruk, pisang dan sebagainya. Fungsi utama tanaman tersebut adalah sebagai peneduh tanaman kopi dan menahan erosi.
Meski nama kopi Gayo masuk sebagai salah satu kopi specialty terbaik di dunia, namun di pasaran kopi dalam negeri, kopi Gayo kurang dikenal. Kebanyakan konsumen kopi Indonesia, justru mengenal nama kopi Aceh Ulee Kareng dan kopi Solong. Produk-produk kopi tersebut pun disukai masyarakat, karena bahan kopinya merupakan campuran antara arabica dengan robusta. Sementara kopi Gayo, berbahan murni kopi arabica terbaik.
Dalam cupping score (penilaian rasa) terhadap kopi Gayo, yang dilakukan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA- Asosiasi Kopi Spesialty Amerika), kopi Gayo memperoleh nilai/ score 85. Nilai ini tinggi untuk penilaian cita rasa kopi, sehingga kopi Gayo memang layak disebut sebagai kopi specialty.
Kopi Aceh Gayo bercitarasa : medium smooth body, sweet & spicy artinya
kekentalan yg pas dengan tipe rasa “Exotic taste ” yakni cita rasa perpaduan rempah dan buah-buahan
Harga Retail : roast bean 21.500/100gr
powder 22.500/100gr
Harga Partai : green bean 120.000/kg
roast bean 185.000/kg
powder 195.000/kg
Berminat hubungi kami di 085269977555 atau 28261BD4
http://myforesthouse.blogspot.co.id/p/price-list-coffee-daftar-harga-kopi.html
Comments
Post a Comment