Skip to main content

Gaeki & Pemerintah Berhasil Yakinkan ICO Bahas Sertifikat Kopi Lestari Pada Sidang 2013

www.bisnis.com

JAKARTA: Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) dan Pemerintah Indonesia berhasil membawa polemik penerapan sertifikat kopi lestari (coffee certification for sustainability) dalam sidang International Coffee Organization (ICO) pada Maret 2013.

Demikian salah satu hasil penting delegasi Indonesia dalam sidang ICO sesi 109 pada 24-28 September di London.

Ketua Umum Gaeki Hutama Sugandhi menjelaskan dalam acara seminar Coffee Certification for Sustainability pada 25 September dipresentasikan pandangan dari dua perspektif,  yaitu  negara konsumen dan negara produsen. Dari negara konsumen, para roaster dan LSM Coffee Certification mengupas soal keberhasilan dari penerapan Coffee Certification for Sustainability.

“Dari sisi produsen, Coffee Certification for Sustainability telah menimbulkan kebingungan, khususnya petani kecil dan pelaku usaha, karena jumlahnya cukup banyak dan beragam. Hal itu  menimbulkan masalah ekonomi biaya tinggi dan tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (4/10).

Delegasi Indonesia yang diwakili pembicara dari Puslitkoka mempresentasikan inisiatif Indonesia dan Asean yang tertuang dalam  seminar Asean Coffee Conference pada Juni 2012 di Bali. Negara-negara anggota Asean adi kesepakatan atas inisiatif untuk membangun Coffee Certification for Sustainable ala setiap negara produsen dengan tetap menjunjung kaidah sustainability dari beragam sertifikasi internasional yang ada selama ini.

Hutama menambahkan sertifikasi nasional tersebut diharapkan tetap berbobot, serta lebih mudah diadopsi oleh petani setempat, sehingga tidak terjadi biaya tinggi. “Hal tersebut mendapat dukungan dari beberapa negara konsumen, sehingga akan dilanjutkan dalam sidang ICO pada Maret 2013 ,” ungkapnya.

Hal penting kedua, ujar Hutama, adalah Gaeki yang mewakili sektor swasta Indonesia dalam pertemuan Private Sector Consultative Board (PSCB) mengangkat permasalahan yang berpotensi menggangu perdagangan kopi terkait dengan penerapan ambang batas residu oleh berbagai negara konsumen.

Dalam kaitan ini Gaeki  dan AJCA bersama-sama mengungkap kecemasan atas masalah ambang batas residu peptisida CARBARYL di Jepang yang amat rendah, yaitu 0,01 ppm.

Gaeki, sambungnya, meminta kepada ketua PSCB untuk dibawa di sidang pleno ICO dan menyikapi permasalah tersebut merupakan bagian daripada issue food safety.

“Dalam sidang pleno akhirnya diminta untuk mempersiapkan dokumen-dokumen pembanding terkait dengan ambang batas residu dan mengambil langkah yang dapat mengklarifikasi masalah tersebut. Kami berharap ICO sebagai institusi internasional  dapat membantu menyelesaikan permasalahan sejenis yang dialami antara anggota negara produsen dan konsumen,” ujar Hutama. (bas)


Comments

Popular posts from this blog

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...