Skip to main content

Varietas Unggul Kopi Arabika

http://www.ipard.com/penelitian/penelitian_kopi.asp

Pemuliaan untuk meningkatkan produktivitas kopi arabika ditekankan untuk mendapatkan varietas toleran penyakit karat daun berperawakan katai. Dengan perawakan katai pe-ningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan populasi tanaman per satuan lahan. Hasil seleksi terhadap beberapa nomor introduksi kopi arabika berperawakan katai dari CIFC, Portugal melahirkan BP 453 A dan BP 454 A yang akhirnya pada tahun 1993 dilepas sebagai varietas Kartika 1 dan Kartika 2. Keduanya selain memiliki sifat daya hasil tinggi (2.000-3.000 kg kopi pasar per hektar), toleran serangan penyakit karat daun serta mempunyai mutu biji baik, sehingga dapat dianjurkan ditanam pada lahan ketinggian menengah.

Selain itu untuk mengatasi masalah lahan marginal, pada tahun 1995 telah dilepas varietas S 795. Selain produktivitasnya cukup baik (1.500-2.000 kg kopi pasar per hektar), varietas ini juga toleran penyakit karat daun, sehingga dapat ditanam mulai 700 m dpl Pada saat yang sama juga dilepas varietas Abesinia 3 dan USDA 762. Meskipun daya hasilnya lebih rendah karena kurang tahan penyakit karat daun, tetapi dua varietas tersebut merupakan pilihan bagi pekebun yang memiliki lahan di atas 1.000 m dpl, tanahnya subur dengan tipe iklim basah serta memiliki tenaga kerja terbatas. 

Varietas-varietas kopi arabika anjuran ini telah ditanam di perkebunan besar negara maupun swasta. Perkebunan rakyat yang telah menanam di Propinsi Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Timtim, Sulsel, dan Irian Jaya, baik melalui proyek bantuan pemerintah maupun swadaya murni sehingga areal kopi arabika bertambah seluas ? 10.400 ha.

 

Comments

Popular posts from this blog

BPD AEKI Jawa Timur

BADAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR MASA BHAKTI : 2008-2013 A. PENASEHAT / DEWAN PERTIMBANGAN Jabatan Perusahaan 1 Dr.Teguh Wahyudi M,Eng Ketua Dewan Pertimbangan PPKKI 2 Isdarmawan Asrikan Wk.Ketua CV.Lintas Utama 3 Sapta Surya Anggota PT.Yasa Setia 4 Isnandar Lilananda Anggota PT.Bintang Jaya Makmur B. BADAN PENGURUS DAERAH 1 Dr.Hutama Sugandhi Ketua PT.Aneka Coffee Industry 2 Ir.Mudrig Yahmadi Wk.Ketua PT.Citrabuana Tunggal Perkasa 3 Ir.Sugeng Budi Rahardjo Wk.Ketua PTPN XII 4 Hariyanto Wk.Ketua PT.Asal Jaya KOMP.PEMASARAN, PROMOSI & KOPI SPESIALTI 1 Halim Soesilo Ketua Kompartemen PT.Muliasari Permai 2 Drs.Murdiyoto Wk.Ketua Kompartemen KPB Cab.Surabaya 3 Hery Soekojo Anggota PT.Gemilang Sentosa Permai KOMP.PRODUKSI, MUTU & LITBANG 1 Rudy Soekojo Ketua Kompartemen PT.Gemilang Jaya Makmur Abadi 2 Ir.Dudiek Polii Wk.Ketua Kompartemen PTPN XII 3 Daniel Sunartio Anggota CV.Samudra Harapan KOMP.PEMB.INDUSTRI KOPI 1 Ir.Terbit Satrio Pradignyo Ketua Kompartemen PT.Aneka Coffee Indust...

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, Ekselsa dan robusta secara fisik

Perbedaan Biji kopi arabika, Liberika, ekselsa dan robusta secara fisik Salam sahabat kopi.. Saya akan berbagi ilmu yang saya ketahui tentang perbedaan fisik antara biji kopi arabika, liberika, Ekselsa dan robusta diantaranya: Biji arabika secara fisik dapat dilihat dari ukuran, bentuk dan warnanya. Rata-Rata ukuranny kecil, lonjong, Aroma khas ada bau bunga, bau kecut dan warnanya hijau tidak bisa kuning, bijinya berat, lapisan biji tipis, menyerap air banyak Biji Liberika secara fisik besar ukurannya, lonjong lancip, lapisan bijinya tebal dan warna kuning. Biji Ekselsa secara Fisik dapat dilihat dari Ukurannya besar lebih besar dari jenis kopi lainnya. Bentuknya bulat besar mirip dengan Robusta, lapisan bijinya tebal dan warnanya kuning pucat dan tidak berat Biji Robusts secara fisik dapat dilihat dari bentuknya Bulat, ukuran berfareasi ada kecil ada yg besar,lapisan bijinya tebal, tapi biji asli dr pohon asli robusta yang pohonny bukan sambungan rata- rata bijinya besar tidak besar ...

sera serbi kopi

Jual Kopi Bubuk Lebih Untung LIWA, KOMPAS.com - Sebagian petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mulai memproduksi kopi bubuk karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian.      "Saya mulai membuat kopi bubuk, walaupun tidak terlalu banyak, tetapi hasil penjualannya lebih menguntungkan," kata petani kopi, Nasir, di Pekon Pagar Dewa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekitar 282 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8/2010).Dia menjelaskan, harga kopi kering kian merosot sehingga mendorong petani mengolahnya menjadi kopi bubuk. "Alasan harga yang membuat petani membuat kopi bubuk, karena lebih menguntungkan daripada menjual kopi bijian," kata dia lagi.      Ia mengatakan separuh hasil panennya diolah menjadi kopi bubuk, yang dijual ke sejumlah pasar di Lampung. "Bila saya menjual kopi biji, jelas pendapatan saya akan berkurang,"katanya. Menurut dia, hasil penjualan kopi bubuk itu mampu membiayai perawatan tanaman kopi dan ...