Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2013

Nangkadak tabulampot

Nangkadak adalah gabungan dari buah nangka unggul dengan buah cempedak yang unik dan khas. Menggabungkan keunggulan dari dua jenis hal berbeda dan meminimalkan kelemahannya adalah strategi untuk bisa lebih unggul dalam aspek inovasi. Salah satu bidang yang menghasilkan inovasi ialah bidang pangan. Sebuah inovasi pangan ditelurkan oleh Margianasari dan Gregori G. Hambali. Buah nangka berukuran kecil dan cempedak mereka silangkan dan menghasilkan suatu jenis buah yang unik yang dinamai “nangkadak”. Nangkadak mewarisi sifat-sifat unggul nangka dan cempedak. Kulit nangkadak mudah dikupas, sebuah karakteristik plus yang diwarisi dari cempedak. Adapun cita rasanya saat digigit relatif lebih manis karena mewarisi kelebihan nangka. Tak sampai pada kulit dan cita rasa daging buah saja, tanaman nangkadak juga bisa dipanen lebih banyak dalam setahun. Ini membuatnya lebih produktif dari jenis yang sudah ada. Sifatnya yang adaptif juga membuat nangkadak bisa dibudidayakan di berbagai pelosok daer

Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Lipsus Fiksiana Freez Home Ekonomi Agrobisnis Artikel Agrobisnis Syukri Muhammad Syukri TERVERIFIKASI Jadikan Teman | Kirim Pesan Orang biasa yang ingin memberi sesuatu yang bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon 0inShare Hebat! Pupuk Tanaman Kopi Dari Limbah Cangkangnya

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/07/08/hebat-pupuk-tanaman-kopi-dari-limbah-cangkangnya-475314.html Limbah cangkang kopi yang menggunung di huller (kilang penggilingan kopi). Sebelumnya limbah ini adalah sampah yang merepotkan petani, kini telah diolah menjadi pupuk. Energi itu tidak pernah habis hanya berubah bentuk, itu kata Hukum Thermodinamika II. Alam menyediakan sumber energi yang demikian banyak, baik energi berbentuk bahan bakar, bahan makanan, termasuk pupuk sebagai sumber hara tanaman. Hebatnya, salah satu sumber pupuk untuk tanaman kopi berasal dari limbah cangkang kopi itu sendiri. Para petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang jumlahnya mencapai 62.100 kepala keluarga sudah banyak yang meninggalkan pupuk an-organik (pupuk kimia) yang mahal. Kini, mereka beralih menggunakan pupuk organik yang berasal dari sampah atau limbah cangkang biji kopi (endocarp) itu sendiri. Sampah itu, kini telah mereka ubah menjadi rahma

Yuk Minum Kopi Luwak di Pengalengan

http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/01/16/yuk-minum-kopi-luwak-di-pengalengan-520258.html Jika Anda adalah penikmat kopi, maka tentunya tidak asing lagi dengan bekennya Kopi Luwak.  Kopi Luwak ini secangkirnya bisa diatas Rp 200 ribu lho di café-café besar di Jakarta. Meskipun sudah cukup beken dan mahal, namun bagi sebagian orang yang baru mendengar bagaimana Kopi Luwak dihasilkan, tak urung bikin gentar juga. Di perkebunan kopi, biasanya ada Luwak (Paradoxurus hermphrodirus) atau musang yang memakan biji kopi. Pilihan biji kopi si luwak ini adalah buah kopi merah yang sudah matang untuk dimakan dan biasanya juga yang kualitasnya sangat baik. Buah kopi hasil cerna Luwak ini lah yang akan diambil untuk diolah menjadi kopi lezat tiada tara. Lho, berarti minum kopi hasil kotoran dong? Betul. Tetapi buah kopi yang dicerna Luwak biasanya tidak tercerna karena berkulit keras. Tetapi karena sudah melewati proses cerna, jadi biji kopi sudah mengalami proses fermentasi. Hasil

Kopi Tai Gajah Paling Nikmat dan Paling Mahal di Dunia

Dikabarkan  kopi di dunia yang paling nikmat dan paling mahal di dunia saat ini, bukan lagi kopi luwak, tetapi  kopi tai gajah . Seperti kopi luwak, kopi tai gajah juga sama, buah kopi yang dimakan dan kemudian menjadi kotoran gajah itu diproses menjadi biji kopi untuk kemudian dibuat serbuk kopi siap saji layaknya kopi biasa,  tetapi harganya luarrr biasaaaa mahal! Di kabarkan  koran Bangkok yang dikutip oleh my metro online hari ini 8 desember 2012 jika ada di dalam hutan di kawasan pergunungan Chiang Rai, Thailand Utara, ramai orang orang setempat mencari tai gajah berupa biji biji kopi, yang kebun kopi dan gajah memang banyak di Thailand. Kopi  tai gajah itu dikabarkan memliliki cita rasa dan aroma yang unik, karena buah kopi matang yang dimakan gajah seperti kopi luwak, setelah diproses menjadi kopi mempunyai aroma yang istimewa dan luar biasa. Biji biji kopi yang bersal dari tai gajah itu dijual dengan harga yang sangat mahal $1,100 atau kurang lebihnya seharga Rp.10 ju

Bahaya Kontaminasi Okhratoksin A pada Kopi (Coffea sp)

Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari famili Rubiacae . Genus kopi ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika (Agroindonesia, 2001). Sedangkan 3 jenis utama yang paling terkenal adalah Robusta, Arabika dan Liberika yang mewakili 70% total produksi .    Kopi di Indonesia saat ini masih menghadapi masalah terutama dalam hal mutu dan ancaman isu kadar mikotoksin, khususnya Okhratoksin A (OTA). Ismayadi (2000), melaporkan bahwa frekuensi kontaminasi OTA pada kopi Indonesia berkisar antara 18-24% dengan kadar OTA bekisar antara 0,9-191,5 ppb. Selain itu, hasil penelitian Silvi ana (2003) menunjukkan bahwa kopi asal Bali paling berpotensi menghasilkan OTA yaitu 52,63%, diikuti kopi Jawa timur 21,05% dan kopi Lampung 15,79%. Okhratoksin A merupakan mikotoksin utama yang diketahui sering mengkontaminasi kopi. Adanya OTA pada kopi dapat disebabkan karena kondisi lingkungan ataupun ko

EVALUASI KERAGAAN PEMBENIHAN KOPI

O leh : Tiodor S. Situmorang, SSi Kegiatan evaluasi pembenihan kopi adalah suatu upaya evaluasi yang dilakukan terhadap proses pembenihan kopi di lapangan maupun di laboratorium. Kata pembenihan kopi mengandung arti “proses pembuatan benih kopi dari buah kopi yang dipanen pada saat masak fisiologis (masak panen)”, dan dapat pula berarti pembibitan yaitu proses menjadikan benih kopi menjadi bibit siap salur melalui penyemaian benih, serta pemeliharaan yang terdiri dari penyiraman, pengendalian hama/penyakit, gulma dan pemupukan.             Berdasarkan pengertian pembenihan kopi tersebut, maka kegiatan evaluasi keragaan pembenihan kopi dapat dilakukan pada dua tahapan atau   proses yaitu : 1.       Evaluasi pembuatan benih kopi 2.       Evaluasi pembibitan kopi Evaluasi keragaan pembenihan kopi dilakukan menggunakan tolok ukur (parameter) yang merupakan komponen utama dari mutu benih kopi yaitu : 1.       Genetis 2.       Fisik 3.       Fisiologis Pada umumnya tolok ukur

TEKNOLOGI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YG TELAH DIUJ

TEKNOLOGI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YG TELAH DIUJI No. J ENIS AGENS HAYATI B ENTUK OPT S ASARAN 1 Beauveria bassiana Tepung, cair Granul (jagung pecah giling), •       Penggerek buah kopi (PBKo) pada tanaman kopi •       Penggerek buah kakao (PBK) pada tanaman kakao •       Penggerek batang dan cabang ( Zeuzera coffeae ) pada tanaman kakao 2 Trichoderma sp . Padat (serbuk) ·          JAP pada tanaman karet, ·          JAP dan JAM pada tanaman   kakao ·          JAH dan JAC pada tanaman kopi ·          Penyakit busuk pangkal batang tanaman kelapa sawit 3 Metarrhizium anisopliae Granul (jagung pecah giling), dan   cair ·          Kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) pada kelapa dan kelapa sawit. ·          Mengendalikan Brontispa/Pleisispa 4 Aspergillus Serbuk, Cair Memperbaiki aggregat tanah, pelarut unsur

VARIETAS UNGGUL KOPI ARABIKA

PBT BBP2TP Medan             Penanaman Kopi di Indonesia dimulai tahun 1696 dengan menggunakan jenis kopi arabika. Namun penanaman jenis kopi ini kurang berhasil. Tahun 1699 pemerintah Hindia Belanda mendatangkan lagi kopi arabika, kemudian berkembang dengan baik di pulau Jawa. Kopi arabika yang dikenal sebagai kopi Jawa (java coffee) tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan merupakan komoditas ekspor selama lebih dari 100 tahun. Sejak tahun 1878 timbul penyakit karat daun pada tanaman kopi yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix . Penyakit tersebut mengakibatkan kerusakan dan kematian tanaman serta kerugian hasil yang sangat besar (Rahardjo, 2012) Dalam rangka mengatasi masalah penyakit karat daun, telah dilakukan seleksi pohon induk dari populasi kopi arabika yang ada serta penyilangan antar tipe kopi arabika atau dengan varietas lain. Kopi arabika sangat baik ditanam didaerah yang berketinggian 1.000 – 2.100 meter diatas permukaan laut (dpl). Beberapa daera

Kopi Organik

Pasar kopi baru yaitu specialty coffee merupakan peluang yang harus diraih, dalam kopi organik termasuk di dalamnya. Kopi organik merupakan kopi yang diproduksi dengan menganut pada paham pertanian yang ber-kelanjutan. Dalam budidaya organik aspek-aspek pelestarian sumberdaya alam, keamanan lingkungan dari se-nyawa senyawa pencemar, keamanan hasil panen bagi kesehatan manusia serta nilai gizinya sangat diperhati-kan. Di samping itu dalam budidaya kopi organik aspek sosial ekonomi juga menjadi perhatian utama. Jadi, tidak seperti anggapan masyarakat selama ini bahwa kopi organik adalah budidaya kopi tanpa pestisida, pupuk buatan dan tanpa pemeliharaan sama sekali. Justru, pada budidaya kopi organik jauh lebih banyak aspek yang harus diperhatikan. Kopi organik hanya dapat diproduksi pada kondisi sumberdaya lahan yang tingkat kesuburan tanahnya tinggi, curah hujannya cukup serta daya

Pengendalian Erosi di Perkebunan Kopi dengan Teras dan Tanaman Pagar

Tanaman kopi banyak yang dibudidayakan pada lahan miring di daerah pegunungan yang umumnya mempunyai pola sebaran hujan tidak merata. Curah hujan yang tinggi terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu, sehingga erosivitasnya sangat besar. Lahan miring merupakan lahan yang peka terhadap degradasi/pe-nurunan kualitas. Erosi merupakan penyebab utama kemunduran lahan kering di daerah tropika basah. Tanah yang hilang karena erosi merupakan tanah lapisan atas yang subur, se-hingga erosi akan menurunkan ke-suburan tanah secara nyata. Guna mengatasi degradasi lahan di perkebunan kopi, maka telah di-lakukan penelitian pengendalian erosi dengan teras dan tanaman pagar yang ditanam pada bibir teras. Perlakuan yang diberikan adalah (1) kontrol tanpa teras, (2) teras bangku tanpa tanaman penguat teras, (3) teras bangku dengan tanaman penguat teras Leucaena leuco-cephala, (4) teras bangku dengan t